Islamic Business Law 08'

Catatan perkuliahan mahasiswa

studi al-qur'an semester II (riana afliha)

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Zaman Klasik.
Pada awal perkembangan Islam di Timur Tengah, umat Islam telah mampu mencapai peradaban yang tinggi, dimasa kejayaan kekhalifahan Islam, karena para ilmuwan muslim menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka senantiasa berpikir tentang fenomena alam dalam kehidupan dan meletakkan dasar – dasar metodologi penelitian ilmu pengetahuan.
Kejayaan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pernah memudar dengan berkembangnya konflik yang terjadi antar umat Islam sendiri (pada masa dinasti Bani Umayyah) maupun konflik politik di luar dengan orang – orang non muslim (Dinasti Abbasiyah).
Namun, pada masa Dinasti Abbasiyah, dibawah pemerintahan Khalifah Harun Al – Rasyid, sains pernah mengalami masa keemasannya, teknologi dan ilmu pengetahuan maju pesat.
Pada masa Daulah Abbasiyah telah banyak lahir dokter kenamaan, rumah sakit – rumah sakit besar dan sekolah – sekolah kedokterab yang terkenal. Perhatian orang – orang Arab terhadap ilmu – obat – obatan mungkin bisa disimpulkan dari perkataan Nabi Muhammad, S. A.W yang hanya mengenal dua buah ilmu pengetahuan, yaitu ilmu Ketuhanan dan ilmu Ketabiban. Seorang tabib dalam kategori ini merupakan ahli metafisika, filsafat dan seorang budiman.Usaha penyusunan ilmu bumi juga dilakukan secara sungguh – sungguh pada zaman Dinasti Abbasiyah ini. Pada saat itu, kaum muslimin telah mampu membuat peta dunia. Dengan demikan uamt muslim telah menghadiahkan ilmu Jugrafiyya itu kepada dunia yang masih digunaka sampai sekarang. Sedangkan Geometri yang merupakan cabang matematikadalam Islam dikenal dengan ilmu Riyadiyah atau ilmu Pasti (Berhitung, Aljabar dan Handasah/Teknik), kaum muslimin mempunyai andil besar karena umat Islamlah yang menemukan angka nol dan menyusun dasar – dasar ilmu Aljabar dan ilmu Teknik.
Hampir semua masjid memiliki perpustakaan dan banyak peneliti – peneliti muslim yang telah berhasil dengan gemilang dibidang penelitian kimia, dan fisika, serta peradaban Islam secara keseluruhan mampu mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Pelaksanaan perkembangan sains di dunia Islam mencakup beberapa aspek kehidupan manusia, yakni ilmu pengetahuan teknologi, pertanian, industri, ekonomi, bahkan peneltian ruang angkasa.


1.2 Zaman Pertengahan.
Al - Qur’an sebagai pedoman hidup di dunia dan akhirat akan menjadi panutan di segala zaman, meskipun kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini semakin meningkat, semuanya telah diberikan rujukannya dalam Al – Qur’an. Suatu ayat Al – Qur’an bahkan memuat dasar – dasar berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang sekarang ini berkembang. Allah berfirman dalam surat Al – Baqarah: 164.

”Sesungguhnya dalam pernciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah tuunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi setelah matinya. Dan ka buni itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi sesungguhnya terdapat tanda – tanda (keesaan dan kebesaran) Allah bagi kaum yang memikirkan.”

Pada zaman ini, perkembangan ilmu pengetahuan Islam mengalami keruntuhan,akibat kejatuhan kota Baghdad yang menjadi pusat Kerajaan Dinasti Abbasiyah karena serangan tentara Mongol. Kekejaman pasukan Mongol pada saat itu, tidak hanya membantai seluruh tentara dan rakyat Baghdad tapi juga membumihanguskan semua dokumen, arsip dan buku – buku ilmu pengetahuan dan menghancurkan Darul Hikmah perpustakaan besar di Baghdad.
Tetapi, kisah pedih itu menandai awal era baru pemikiran Islam. Setelah tertindas cukup lama pada awal abad ke XIX muncul kesadaran dikalangan umat Islam untuk menata diri dan meraih kembali kejayaannya. Kaum muslimin kembali giat belajar dan dalam rentang waktu dua ratus tahun tercatat berbagai kemajuan Pada masa ini para ilmuwan muslim, baik yang bergelut dibidang ilmu pengetahuan umum maupun di bidang ilmu agama mulai menampakkan karyanya.
Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam usaha mengembangkan kembali ilmu pengetahuan yang telah lama hilang ini adalah keinginan kuat untuk menundukkan segala aktivitas keilmuan mereka dalam bingkai Al – Qur'an dan sunnah Nabi. Hal ini terlihat nyata dari mengapa suatu ilmu pengetahuan perlu dipelajari(sisi Ontologi), bagaimana suatu ilmu dipelajari (sisi Epistimologi), dan bagaimana menerapkan suatu ilmu yang telah dipelajari (sisi Aksiologi).


1.3 Zaman Modern dan Kebangkitan Islam.
Dipandang secara keseluruhan sains modern memang merupakan penemuan yang unik.Perkembangan dalam berbagai bidang sains di dunia Islam ini memunculkan berbagai pertanyaan mendasar tentang asal – usul alam semesta dan kehidupan, dan sains modern tampak memiliki jawaban. Namun, jawaban – jawaban ini pelu ditafsirkan melalui perenungan religius. Aktivitas ilmiah dalam islam pada zaman ini bukan lagi aktivitas yang terpisah antara agama dan sains. Ia merupaka salah satu dari sejumlah manifestasi proses pengerahan energi intelektual yang terus menerus yang hasilnya dapat ditemukan dalam berbagai bidang pengetahuan : baik dalam filsafat alam maupun kedokteran, filologo maupun bahasa, dalam musik atau persajakan dalam, hukum, arsitektur dan syair, dalam astronomi maupun hermeneutika Al – Qur’an dan keshahihan hadits.
Di zaman ini beberapa orang mencoba mendamaikan antara temuan – temuan sains dengan ayat – ayat Al – Qur'an. Menyatakan, bahwa banyak ayat - ayat Al – Qur'an yang sepaham dengan temuan – temuan sains sekarang. Misalnya tentang teori Big Bang yang sampai saat ini dipercaya sebagai teori yang paling kokoh sebagai teori penciptaan alam semesta. Sesuai dengan Al – Qur'an surah Al – Anbiya ayat 30.
Proses ini misalnya dilakukan oleh Harun Yahya seorang ilmuwan muslim kelahiran Ankara – Turkiy yang telah banyak menghasilkan buku – buku yang berhubungan dengan sains dan keimanan
Sejak Teori Evolusi yang dikemukakan Charles Darwin menggemparkan dunia ilmu pengetahuan, orang jadi bertanya – tanya tentang asal – usul alam semesta dan manusia itu sendiri.
Karya – karya Harun Yahya yang penting menyingkap tentang kegagalan teori evolusi dan ideologi Darwin yang ternyata sesat dan menyesatkan. Evolusi merupakan suatu proses yang tidak dapat diramalkan; dan gagasa tentang seleksi alam hanya mengatakan bahwa organisme – organisme yang mampu beradaptasilah yang dapat bertahan hidup dengan baik. Namun, teori ini tampaknya tidak dapat menjelaskan mengapa materi cenderung mengatur dirinya sendiri, dan mengapa evolusi bergerak ke arah makhluk – makhluk yang sadar akan diri sendiri – seperti kita .
Sekarang, karya – karya Harun Yahya sangat terkenal di kalangan umat muslim dan diwujudkan dalam bentuk teknologi – teknologi modern, yang semua materinya tidak lepas dari sumber asalnya sendiri yaitu ayat – ayat Al – Qur’an.
Selain itu sejarah panjang umat muslim telah membuktikan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan Islam mengalami pasang surut. Namun, seiring dengan perjalanannya waktu kebangkitan islamisasi sains mulai nampak jelas kembali setelah pada tahun 1979 seorang ilmuwan muslim bernama Abdul Salam meraih penghargaan Nobel di bidang ilmu pengetahuan Fisika. Abdul Salam sangat peduli terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di negara berkembang, khususnya negara – negara Islam. Abdul Salam bericita – cita mendirikan sebuah lembaga riset fisika bagi para fisikawan dari negara – negara berkembang di Pakistan, namun gagal karena pemerintah tidak mampu mendanainya. Tetapi, lembaga yang diimpikannya itu kini telah berdiri di Trieste, Italia dengan nama International Centre for Theoretical Phisyic (ICTP).
Sasaran utama kajian muslim atas karya – karya ini adalah menjadikan karya – karya itu sebagai petunjuk dan perangsang dalam upaya menanamkan pemahaman Islam yang autentik tentang hubungan agama dan sains dan mencanangkan bagaiaman metode dan aktivitas ilmiah dapat diintegrasikan ke dalam proses kultural yang lebih besar dalam sebuah masyarakat Islam.
Ilmu pengetahuan pada hakikatnyaharus berhubungan erat dengan moralitas manusia. Sebab manusia yang mempunyai penegtahuan yang luas, tanpa didasari dengan nilai m- nilai moral dan agama, dapat dimungkinkan manusia akan berlaku sombong dan lupa diri. Seperti yang dikatakan Eninstein : ”Agama tanpa ilmu pengetahuan akan mengalami kebutaan dan ilmu pengetahuan tanpa didasari agama akan mengalami kelumpuhan. Manusia yang baik adalah manusioa yang mempunyai atau memiliki pengetahuanyang didasarkan pada nilai – nilai agama dan nilai moral serta manusia yang beragama semestinya tidak mengesampingkan nilai – nilai ilmu pengetahuan.

0 comments:

Post a Comment